FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
NAMA
|
: HARTO
KAMBATON
|
STAMBUK
|
: 20911057
|
KELAS
|
: B
|
PRODI
|
: ADM.
PENDIDIKAN
|
TEPEASA
MOROSO
SEBAGAI
SALAH SATU KEARIFAN LOKAL
DI KABUPATEN
MOROWALI
Tepeasa moroso merupakan salah satu
semboyan atau kearifan lokal yang sering digunakan oleh masyarakat di Kabupaten
Morowali. Semboyan ini sering disebut-sebut sebagai semboyan yang memiliki
makna pemersatu untuk masyarakat Morowali. Tepeasa Moroso yang berasal dari
bahasa bungku yang terdiri dari dua suku kata yaitu tepeasa dan moroso, tepeasa
yang artinya bersatu dan moroso yang artinya erat atau kuat. Jadi,secara
terminologi atau bahasa, tepeasa moroso adalah bersatu dengan erat atau bersatu
untuk kuat.
Masyarakat morowali pada umunya
terdiri dari dua suku yaitu suku mori dan suku bungku. Awal mula muncul
semboyan tepeasa moroso adalah sebagai semboyan untuk mempersatukan kedua suku
tersebut yang notabenenya adalah suku yang sama-sama satu ras.jadi,semboyan
tepeasa moroso bukan hanya sekedar bahasa yang dikeluarkan begitu saja tetapi
mempunyai nilai sosial didalamnya. Akan tetapi ketika semboyan ini ditinjau
lebih lanjut,pemaknaanya tidak sampai disitu saja tetapi semboyan tepeasa
moroso bisa juga diartikan sebagai salah satu bentuk ekspresi dari masyarakat
morowali yang menginginkan hidup bermasyarakat yang harmonis.
Kearifan lokal tersebut tidak hanya
dipakai didalam masyarakat tetapi juga dijumpai didalam pemerintahan di
kabupaten morowali. kata tepeasa moroso didalam kepemerintahan di kabupaten
morowali memiliki makna yang sangat besar karena semboyan tersebut merupakan
simbol dimana pemerintahan di kabupaten morowali harus bersatu dan kuat,saling
mendukung sehingga kabupaten morowali bisa melaksanakan visi dan misinya untuk
membangun kabupaten morowali kedepannya menjadi kabupaten yang membanggakan
dalam segi agama, politik, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya,
A. Hubungan
Kearifan Lokal ( TEPEASA MOROSO ) Dengan Masyarakat Di Kabupaten Morowali
Tepeasa
Moroso merupakan satu kearifan lokal yang sering digunakan oleh masyarakat
kabupaten morowali. masyarakat morowali merupakan masyarakat yang di kenal
sangat menjunjung tinggi rasa kekeluargaan. Tak ada satu kegiatan pun yang
dilakukan dalam lingkungan masyarakat yang terlepas dari adanya bantuan dan
kerjasama antara masyarakat morowali. Tak terlepas dari hal ini, bentuk
kerjasama ini tidak hanya dilakukan dalam lingkungan masyarakat morowali itu
sendiri namun, bentuk kerjasama ini sering juga dilakukan diluar dari
masyarakat morowali. Kenyataan ini dapat kita lihat hingga saat ini, dimana
pada awalnya masyarakat morowali yang hanya terdiri dari dua suku yaitu suku
mori dan suku bungku, namun pada keadaan sekarang penduduk yang mendiami
kabupaten morowali terdiri dari berbagai suku yang datang melakukan migrasi
hingga menetap di kabupaten morowali.
Keberagaman
suku ini, tidak menurunkan hakikat atau nilai dari kearifan lokal masyarakat
morowali itu sendiri. Tetapi, dengan keragaman suku ini, malah lebih menambah
rasa kekeluargaan dan persaudaraan di dalam masyarakat morowali. Semboyan
tepeasa moroso semakin dijunjung tinggi dan di akui dapat memberikan kekuatan
untuk tetap saling menghargai dan membantu dalam hal apapun. Hal inilah yang
mendorong banyak masyarakat dari daerah atau suku lain untuk tinggal dan
menetap di kabupaten morowali. Contoh hubungan masyarakat dengan masyarakat,
dalam acara pesta perkawinan yang dilakukan masyarakat. Dimana masyarakat
saling membantu dan begotong royong untuk menyelenggarakan pesta tersebut mulai
dari kegiatan yang kecil sehingga pesta tersebut dapat berlangsung dengan
baik,selain itu juga apabila salah satu anggota keluarga dalam keadaan berduka
maka warga lainnya membantu dan memberikan semangat kepada keluarga yang sedang
berduka.
Kearifan lokal
ini tidak hanya digunakan masyarakat dalam hubungannya dengan masyarakat saja.
Namun juga hubungannya dengan lingkungan atau alam disekitarnya. Kearifan lokal
ini sangat jelas diperlihatkan oleh komunitas towana di kabupaten morowali yang
berada di alam. Masyarakat tradisional
beranggapan bahwa mereka hidup “bersama” alam, dan bukan “di” alam seperti sikap kebanyakan anggota masyarakat modern. Oleh karena itu, komunitas
towana ini memiliki solidaritas yang
lebih kuat dengan alam. Mereka tidak pernah memperlakukan alam sebagai objek,
melainkan sebagai subjek yang sebenarnya tidak dapat diperlakukan dengan
sewenang-wenang. Kecenderungan komunitas towana untuk lebih memuliakan dan bukannya semata-mata memanfaatkan alam.
Pembangunan keagamaan dan pembangunan perdamaian juga
dilakukan berdasarkan kearifan
lokal masyarakat kabupaten
morowali. Kearifan lokal dibangun antara umat beragama guna untuk menciptakan
perdamaian. Masyarakat morowali sangat menghargai perbedaan akidah/agama.
Namun dalam
kearifan lokal juga tetap dibangun kerjasama, seperti dalam membangun
tempat-tempat ibadah serta dalam merayakan hari-hari besar keagamaan.
Contohnya,dalam merayakan hari-hari besar keagamaan para masyarakat saling
membantu untuk membersihkan tempat-tempat yang akan digunakan.
Di daerah
kabupaten morowali tersebut juga sering diadakan gelar adat dan budaya bungku
dimana dalam gelar adat tersebut yang sering dilaksanakan dibungku tengah
dengan mempersatukan kecamatan dari kecamatan Bungku utara, Momosalato,
Witaponda, Bumi Raya, Bungku Barat, Bungku Tengah, Bahodopi, Bungku Selatan dan
Menui Kepulauan merupakan satu kesatuan dan merupakan tanah leluhur yang selama
ini tetap dijunjung tinggi dan dihormati sebagai tanah adat masyarakaat bungku
yang didalamnya tumbuh berkembang budaya dan adat masyarakat Bungku.
Masyarakat
bungku juga selalu memelihara dan menumbuh kembangkan seni dan budaya
masyarakat baik yang asli maupun yang masuk dari luar, dalam rangka pembinaan
dan pengembangan kebudayaan nasional,selain itu wilayah eks swaparja yang sudah
diakui keberadaannya dari zaman kerajaan sampai saat ini sebagai bagian dari
NKRI, merupakan satu kesatuan wilayah tempat tumbuh dan berkembangnya wilayah
masyrakat adat bungku beserta kebudayaannya merupakan kekayaan budaya nasional .dalam
rangka pelestarianya. Maka wilayah adat masyarakat bungku akan terus dijaga dan
dipertahankan keutuhan dari pengaruh apapun juga.
Inilah
bentuk kearifan lokal yang selalu di pergunakan oleh masyarakat kabupeten
morowali, “Tepeasa Moroso” yang berarti “Bersatu untuk membangun kekuatan” khususnya
di daerah bungku yang selalu menjadi acuan dalam melakukan segala
sesuatu.
Kearifan
lokal ini mungkin sangat sulit untuk dilakukan oleh masyarakat di daerah lain.
Namun, bagi masyarakat di kabupaten morowali khususnya didaerah bungku kearifan
lokal “Tepeasa Moroso” ini adalah segalanya dan telah menjadi kebiasaan yang
harus ada dalam setiap kegiatan apapun dalam masyarakat demi membangun morowali
yang lebih baik. Sebenarnya kearifan lokal juga tidak hanya didapat dalam
daerah tetapi dinegara indonesia juga kita menggunakan semboyan ”Bhineka
Tunggal Ika” yang memiliki makna sama dengan kearifan lokal di kabupaten
morowali dan mungkin di daerah-daerah lain.
B. Hubungan
Kearifan Lokal (TEPEASA MOROSO) Dengan Pemerintahan Di Kabupaten Morowali
Kabupaten
morowali merupakan kabupaten yang baru dimekarkan begitupun dengan
pemerintahannya. Pemerintahan kabupaten morowali dapat di katakan, pemerintahan
yang baru atau pemerintahan yang masih dini terbentuk menjadi suatu pemerintahan.
Pemerintahan kabupaten morowali terbentuk dan mulai dijalankan pada tanggal 5
agustus tahun 2002 sejak di tetapkannya UU 51 thn 1999 tentang pemfungsian
ibukota kabupaten morowali yang defenitif di bungku. Namun dengan prestasi yang
diraih oleh pemerintah kabupaten morowali, menempatkan kabupten morowali seakan
telah lama terbentuk dengan perkembangan pembangunan semakin baik maupun dalam
menejmen pemerintahannya.
Kemajuan ini
tidak terlepas dari kearifan lokal yang selalu di anut dan di pegang teguh oleh
masyarakat dan pemerintahan kabupaten morowali. Kearifan lokal “Tepeasa Moroso”
tidak hanya dipergunakan dalam lingkungan masyarakat, namun juga digunakan
dalam pemerintahan. Kearifan lokal ini digambarkan dengan membangun hubungan
pemerintah dengan masyarakat kabupaten morowali agar pemerintahan disana
berjalan dengan baik karena masyarakat berperan dalam pembangunan selain itu
pemerintahan bekerjasama antar instansi-instansi dalam melakukan kinerjanya
untuk membangun dan memajukan kabupaten morowali.
Berhubungan
dengan kearifan lokal dalam pemerintahan kabupeten morowali, pemerintah
kabupaten morowali juga membangun kerjasama dengan kabupaten-kabupaten lain,
pemerintah provinsi dan bahkan sampai pada pemerintah pusat demi kemajuan
kabupaten morowali. Selain itu, morowali dikenal sebagai daerah yang cukup kaya
dengan sumber daya alam. Namun dengan keterbatasan sumber daya manusia (SDM),
sehingga pemerintah kabupaten morowali juga membangun kerjasama dengan
perusahaan-perusahaan asing guna mengolah dan menggunakan sumber daya alam demi
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan kabupaten morowali.
Dalam bidang
politik dan sosial pemerintahan melakukan kerjasama dengan kabupaten-kabupaten
yang ada disulawesi maupun diluar sulawesi, kerjasama tersebut membuat
kabupaten morowali mempunyai kekuatan tersendiri. Didalam kebudayaan
pemerintahan kabupaten selalu mengikuti gelar-gelar adat yang diadakan
disulawesi tengah maupun diluar dan bekerjasama dengan masyarakat sehingga
sering kabupaten morowali mendapatkan peringkat pertama itu semua tidak
terlepas dari kearifan lokal tepeasa moroso.karena tanpa kearifan lokal
tersebut, pemerintah dan masyarakat tidak dapat bersatu.
Sampai
sekarang pemerintahan di kabupaten morowali masih selalu berusaha membangun
hubungan kerjasama ini untuk membangun wilayahnya agar menjadi daerah yang
maju. Jadi sangatlah jelas bahwa kearifan lokal di kabupaten morowali sangat
berpengaruh baik dalam masyarakat maupun dalam pemerintahan guna untuk
menciptakan daerah yang berkembang dan mensejahtrakan masyarakatnya, selain itu
kearifan lokal (tepeasa moroso) juga mengandung makna yang sangat berarti bagi
masyarakat kabupaten morowali karena tepeasa moroso sering digunakan sebagai
motifasi untuk kinerja pemerintah daerah yang kemudian dijadikan sebagai alat
untuk intropeksi diri bagi aparat pemerintah daerah. Ada beberapa fungsi dari
slogan ini antara lain :
1. Sebagai
semboyan pemersatu
2. Sebagai alat
intropeksi diri
3. Semboyan
yang berfungsi sebagai motifasi
Semboyan Inilah yang kemudian
digunakan pemerintah daerah untuk menjadikan morowali sebagai salah satu daerah
yang menjunjung tinggi nilai-nilai harmonisasi untuk kemajuan daerah.
Pemerintah kabupaten morowali yang
mempunyai visi menjadikan morowali sebagai kabupaten “agribisnis” kini tengah
mulai membenahi satu persatu kearifan lokalnya diantaranya suku wana yang ada
dikecamatan bungku utara dan momosalato kabupaten morowali mulai diberikan
fasilitasi jalan produksi untuk bisa dijangkau oleh pemerintah. Tepeasa moroso
inilah semboyan yang kemudian dijadikan patron pemerintah sebagai semboyan
pemersatu karena banyaknya budaya-budaya dan Ras yang ada dikabupaten morowali,
disamping itu pemerintah daerah juga perlu meningkatkan kesejahteraan umum,
melalui kebijakan Bupati sebagai pengambil kebijakan didaerah untuk menjadikan
kabupaten morowali sebagai morowali yang sejahtera adil dan makmur.
Teruslah Jaya Morowali Kita untuk Semua
BalasHapus